Saya diberi
tahu bahwa ada sejenis pohon di Indonesia yang bernama “upas”. Pohon ini
mengeluarkan bisa dan tumbuh begitu besar sehingga mematikan semua tumbuhan
yang hidup di bawahnya. Pohon ini melindungi, menaungi, dan membinasakan. Saya
menyesal sekali harus mengatakan bahwa saya tahu beberapa orang seperti itu dan
saya pikir anda juga demikian.
Mereka mementingkan diri sendiri
dan mendominasi. Mereka mengambil semua pengahargaan dan berusaha membuat semua
orang memperhatikan diri mereka. Mereka tidak tertarik untuk menolong orang
lain, tetapi sangat berkepentingan untuk memanfaatkan orang lain. Seperti pohon
upas, mereka tidak membaeri kesempatan kepada orang lain di sekelilingnya untuk
berkembang dan tubuh dewasa.
Pada segi lain, saya masih ingat
sebagai anak-anak saya berusaha menyeimbangkan diri di atas rel kereta api.
Saya tidak bisa berjalan terlalu jauh tanpa kehilangan keseimbangan. Tetapi
kalau teman saya berjalan di sisi lainnya, kami bisa berpegangan tangan yang
lain dan berlaku sebagai sarana keseimbangan antara satu dan lainnya. Kami
benar-benar bisa berjalan mengelilingi dunia.
Saya dan anda punya pilihan untuk
diambil. Kita bisa memilih menjadi seperti pohon upas mengeluarkan bisa
egoisme, hanya memikirkan diri sendiri dan apa yang kita inginkan dan
mementingkan ego kita atau kita bisa mengulurkan tangan utnuk membantu orang
lain sementara kita menjalani kehidupan. Disraeli berkata, “Hidup terlalu
singkat untuk tetap kecil”. Itu benar.
Anda bisa menmanfaatkan hidup anda untuk melayani orang lain atau
menyia-nyiakan dalam sikap mementingkan diri sendiri yang sesat. Anda bisa
memperalat orang lain atau menjadikan mereka sahabat.
Langkah-langkah Tindakan
1 1. Hari ini saya akan mengulurkan tangan
pertolongan kepada mereka yang saya sayangi.
2
2. Hari ini saya akan ____________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Kebaikan hati adalah satu hal yang tidak bisa anda berikan
Itu selalu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar